Kopi arabika merupakan salah satu dari beragam jenis kopi yang dibudidayakan secara global. Pada mulanya, kopi arabika berasal dari wilayah Ethiopia dan dibawa oleh pedagang Arab ke Yaman. Kala itu, orang-orang Arab mempopulerkan penyeduhan ekstrak biji kopi arabika dengan air panas yang bertujuan untuk menghasilkan minuman menyegarkan.
Kemudian, setelah memasuki abad ke-15, barulah biji kopi arabika menyebar ke daratan Eropa dan menjadi populer hingga saat ini.
Cita Rasa
Dibandingkan dengan berbagai jenis kopi lainnya, kopi arabika termasuk kopi yang memiliki nilai tertinggi di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh cita rasa berbeda yang dihasilkan oleh setiap varietasnya sehingga para pencinta kopi punya banyak pilihan rasa.
Selain cita rasanya yang khas berupa kekentalan (body) yang ringan dan tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan kopi yang lainya, kopi arabika juga memiliki profil aroma yang sangat unik, di antaranya ada yang memiliki aroma khas menyerupai lemon (lemony), aroma menyerupai madu (honeyed) dan bahkan aroma khas menyerupai cokelat (chocolaty). Aroma yang khas pada hasil seduhan memang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk cita rasa kopi Arabika yang dihasilkan.
Klasifikasi Kopi Arabika
Pertama kali diidentifikasi dengan nama Jasminum arabicum oleh seorang peneliti dari Perancis, jenis kopi yang satu ini kemudian ditetapkan dengan nama ilmiah Coffea arabica. Carl Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia, menggolongkan arabika ke dalam suku Rubiaceae dengan genus Coffea. Pasalnya, kopi arabika sendiri disebut-sebut sebagai spesies hibrida hasil persilangan tanaman Coffea eugenioides dengan Coffea canephora.
Struktur Biji Dan Pohon
Apabila Anda membandingkan biji kopi arabika dengan robusta, maka Anda bisa melihat secara jelas ukuran bijiyang agak lebih besar. Kemudian, Anda juga dapat melihat bentuk bijinya yang cenderung pipih dan memanjang dengan tekstur yang lebih halus.
Tanaman kopi arabika bisa tumbuh menjadi sekitar lima meter tingginya, meskipun tanaman komersial biasanya dibudidayakan tetap pendek. Daun tanaman berwarna hijau gelap, dan menghasilkan bunga putih yang harum dan buah matang berwarna merah tua.
Baca Juga : Ide Bisnis Kopi dengan Modal Ringan
Habitat Kopi Arabika
Seperti yang telah dijelaskan di awal, arabika dibudidayakan secara global. Hal ini tak lain karena tingginya permintaan dari para pencinta kopi di berbagai penjuru dunia. Walaupun begitu, kopi jenis ini ternyata tidak dapat sembarangan ditanam disebabkan kerentanannya terhadap hama dan cuaca.
Secara garis besar, kopi jenis ini akan lebih tepat jika dibudidayakan di ketinggian 1.000 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara sekitar 15–25 derajat celsius. Hal ini karena suhu yang terlalu panas bisa menyebabkan pertumbuhan pohonnya terlalu cepat dan bunganya keluar terlalu dini.
Apabila hal tersebut terjadi, risiko penyakit karat pada daun tanaman kopi akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah, pertumbuhan pun akan menjadi lambat dan cabang-cabang sekunder serta tersier akan muncul dan mengganggu produksi buah kopi.
Kandungan Kafein
Demikian tadi penjelasan singkat mengenai kopi arabika yang perlu Anda ketahui. Pada dasarnya, segala karakteristik tadi sangatlah berpengaruh pada produksi arabika di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Ciri-ciri tadi jugalah yang mengakibatkan biji kopi pilihan umumnya diperoleh dari wilayah pegunungan dan dataran tinggi nusantara seperti Gayo (Aceh), Toraja (Sulawesi Selatan), Wamena (Papua), Malabar (Jawa Barat), dan Flores (Nusa Tenggara Timur).